Berita memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
a.Peristiwa apa yang terjadi?
b.Siapa yang mengalami peristiwa itu?
c.Di mana peristiwa itu terjadi?
d.Kapan peristiwa itu terjadi?
e.Mengapa peristiwa itu terjadi?
f. Bagaimana proses terjadinya peristiwa?
Keenam pertanyaan itu terkerangka pada rumus 5W+1H. What (apa), who (siapa), where (di mana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana). Keenam pertanyaan tersebut merupakan cara tepat menemukan unsur-unsur berita. Keenam unsur berita itu dapat disingkat dengan ADIKSIMBA untuk memudahkan di dalam mengingatnya: Apa, Di mana, Kapan, Siapa, Mengapa, Bagaimana.
2. Penyimpulan Isi Berita
Kesimpulan adalah kata-kata akhir
dari suatu uraian. Di dalam kesimpulan harus memuat unsur-unsur berita
dengan rumusan lebih ringkas. Dengan demikian, kesimpulan tentang isi
berita harus memanfaatkan ringkasan kita sebelumnya terhadap pokok-pokok
informasi. Pokok-pokok informasi tersebut dengan berpatokan pada rumus
ADIKSIMBA.
3. Tanggapan terhadap Isi Berita
Perhatikanlah pernyataan-pernyataan di bawah ini!
a. Saya kira informasi yang disampaikan berita itu cukup akurat karena
isinya tidak jauh berbeda dengan informasi-informasi yang disampaikan
sumber berita lain.
b. Informasi yang disampaikan berita tadi malam masih diragukan
kebenarannya. Setelah saya cross check dengan berita dari sumber lainnya
ada yang berbeda, terutama di dalam penyampaian informasi jumlah
korban. Jumlah korban tidak sebanyak dengan yang diinformasikan
dalam berita itu.
c. Bahasa yang disampaikan berita itu cukup jelas. Sebagai pendengar,
mudah untuk memahami informasi yang disampaikan penyampai berita.
Ketiga contoh pernyataan tersebut sebagai tanggapan terhadap isi berita.
Adapun yang dimaksud dengan tanggapan adalah sambutan terhadap suatu
ucapan. Isinya bisa berupa kritik atau komentar. Berkaitan dengan pemberitaan,
aspek yang ditanggapi bisa berkenaan dengan isi beritanya itu sendiri dan
kebahasaannya. Contoh (a) dan (b) merupakan tanggapan berkaitan dengan isi
dan struktur berita. Contoh (c) berkaitan dengan aspek bahasanya.
4. Menemukan Struktur dan Kaidah Berita
A. Struktur Berita
Perhatikan kembali teks-teks berita pada bagian sebelumnya ataupun teks
berita lain yang telah kamu simak/baca dari sumber lain. Berdasarkan struktur
atau susunannya, teks-teks tersebut dapat kita kelompokkan ke dalam dua bagian,
yakni berupa informasi yang penting dan informasi yang tidak penting.
Informasi penting disebut juga pokok-pokok informasi atau unsur-unsur
berita (utama). Dalam ilmu jurnalistik atau ilmu persuratkabaran, pokok-pokok
informasi terangkum dalam rumus 5W + 1H. Dalam bahasa Indonesia, pokokpokok informasi itu dapat pula disingkat dengan ADIKSIMBA (Apa, DI mana,
SIapa, Mengapa, BAgaimana) .
a. Apa (what) peristiwanya?
b. Siapa (who) yang mengalami peristiwa itu?
c. Di mana (where) terjadinya peristiwa itu?
d. Kapan (when) terjadinya peristiwa itu?
e. Mengapa (why) peristiwa itu terjadi?
f. Bagaimana (how) proses peristiwanya?
Keenam pertanyaan itu lazim ditempatkan di bagian awal pemberitaan yang
kemudian sering disebut sebagai unsur-unsur berita. Bagian ini disimpan pada
bagian kepala berita (lead) dan tubuh berita. Adapun susunan dari unsur-unsur
berita itu bisa variatif, misalnya ada yang didahului dengan penyajian "apa", ada
pula yang diawali dengan "kapan". Pertanyaan "bagaimana" biasanya ditempatkan
pada bagian badan berita.
Informasi yang kurang penting yang lazim disebut pula uraian atau ekor
berita. Bagian ekor berada setelah kepala atau tubuh berita.
Dengan struktur penyajian informasi seperti itu, segi kepentingan suatu
informasi semakin ke bawah semakin berkurang. Sebaliknya, informasi yang paling penting terletak pada bagian atas. Oleh karena itu, jika kita tidak
cukup waktu untuk mendengarkan keseluruhan informasi, dengan hanya
memperhatikan bagian awalnya, kita telah cukup mendapatkan informasi pokok
yang merangkum keseluruhan isi berita.
B. Kaidah-Kaidah Kebahasaan
Perhatikan kembali teks-teks berita yang telah kamu baca atau kamu simak
sebelumnya. Tampak bahwa teks-teks tersebut dibentuk oleh kata dan sejumlah
kalimat. Di dalam teks berita, kata-kata dan kalimat-kalimat itu ternyata memiliki
kaidah atau aturan tersendiri.
Kaidah-kaidah tersebut dapat dijadikan sebagai ciri
ataupun pembeda dengan jenis teks lainnya.
Kaidah-kaidah yang dimaksud sebagai berikut.
a. Penggunaan bahasa bersifat standar (baku). Hal ini untuk menjembatani
pemahaman banyak kalangan. Bahasa standar lebih mudah dipahami oleh
umum. Bahasa-bahasa yang bersifat populer ataupun yang kedaerahan
akan dihindari oleh media-media nasional.
b. Penggunaan kalimat langsung sebagai variasi dari kalimat tidak
langsungnya. Kalimat langsung ditandai oleh dua tanda petik ganda ("…")
dan disertai keterangan penyertanya. Penggunaan kalimat langsung
terkait dengan pengutipan pernyataan-pernyataan oleh narasumber
berita.
Contoh:
1) "Masyarakat, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan
mendaki dan beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah Gunung
Slamet,"paparnya.
2) "Sebelum meletus, gempa tremor semakin rapat dengan amplitudo
sekitar 15 milimeter. Karena tremor membesar, gempa vulkanik
sudah tidak terekam," tutur Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Bromo, Gde Suantika.
c. Penggunaan konjungsi bahwa yang berfungsi sebagai penerang kata yang
diikutinya. Hal itu terkait dengan pengubahan bentuk kalimat langsung
menjadi kalimat tidak langsung.
Contoh:
1) Sejumlah staf Adpel Manado mengatakan bahwa Kepala Adpel
Manado sudah pulang.
2) Aryanna mengatakan bahwa ibunya pingsan dan tidak ada satu pun
orang di rumah yang bisa membawa ke rumah sakit.
3) Data di BNPN menyebutkan bahwa lebih dari 10 ribu hektare hutan
dan lahan di Riau.
d. Penggunaan kata kerja mental atau kata kerja yang terkait dengan kegiatan
dari hasil pemikiran. Kata-kata yang dimaksud, antara lain, memikirkan,
membayangkan, berasumsi, berpraduga, berkesimpulan, dan beranalogi.
Contoh:
1) Mereka memikirkan solusi untuk bisa keluar dari peristiwa-peristiwa
yang memilukan itu.
2) Warga membayangkan seandainya hujan itu kembali turun dengan
terus-menerus.
e. Penggunaan fungsi keterangan waktu dan tempat sebagai konsekuensi
dari perlunya kelengkapan suatu berita yang mencakup unsur kapan dan
di mana.
Contoh:
1) Sekitar pukul 12.45 WIB, langit Riau tampak mendung.
2) Gempa dengan kekuatan 5,4 Skala Richter (SR) menerjang Maluku
pagi ini.
3) Sepuluh hari menjelang Lebaran, Pelabuhan Penyeberangan Merak
mulai dipadati truk-truk yang mengangkut barang nonsembilan
bahan pokok.
4) Peningkatan arus mudik menjelang Natal dan tahun baru dari
Manado ke pulau-pulau yang berada di wilayah Nusa Utara yang
melingkupi tiga daerah, yakni Kabupaten Sitaro, Kabupaten Sangihe,
dan Kabupaten Talaud, terlihat mengalami lonjakan cukup tinggi,
Rabu (19/12/2012) sore.
f. Penggunaan konjungsi temporal atau penjumlahan, seperti kemudian,
sejak, setelah, awalnya, akhirnya. Hal ini terkait dengan pola penyajian
berita yang umumnya mengikuti pola kronologis (urutan waktu).
Contoh:
1) Sekitar pukul 12.45 WIB, Sabtu (15/3/2014), langit Riau tampak
mendung. Tak lama kemudian, hujan yang diharapkan semua
masyarakat akhirnya pun turun. Hujan yang turun di siang bolong
ini memang tidak terlalu deras.
2) "Itu lokasinya masuk perkampungan. Jadi, kita melalui Jalan
Fatmawati Raya, kemudian masuk Jalan Cipete, dan masuk Jalan
Haji Jian,” kata petugas Pemadam Kebakaran Sudin Jakarta Selatan,
Dendi.
5. Pentingnya Berita
Banyak manfaat yang dapat kita peroleh setelah membaca berita. Manfaatmanfaat itu pula yang dapat diartikan sebagai hasil pemaknaan terhadap suatu
berita. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti memaknai adalah 'memberi
makna', sedangkan makna itu sendiri adalah 'arti' atau 'maksud perkataan', Di samping sebagai pendengar atau pembaca, dalam berbagai kesempatan,
kamu sering kali dihadapkan pada keharusan untuk menyampaikan kembali
informasi. Misalnya, ketika mendapat pertanyaan dari seseorang tentang isi
berita yang pernah didengar. Ketika itu, kamu harus memiliki kemampuan untuk
menceritakannya kembali. Kamu tidak mungkin mengarang ketika itu. Kita
harus menyampaikan berita itu apa adanya, tanpa ada yang ditambah-tambah
atau dikurangi. Dalam hal ini bukan berarti kamu harus menghapalkan berita itu. Kamu cukup dengan memahami ide-ide pokok berita itu. Kemudian, kamu
menceritakannya berdasarkan kata-kata kita sendiri.
Dengan demikian, pemahaman tentang ide-ide pokok berita sangat penting
ketika kamu akan menceritakan isi suatu berita. Berdasarkan ide-ide pokok
itulah, kita bisa menyampaikan kembali berita dengan benar dan ringkas.
Adapun langkah-langkah penyampaian berita sebagai berikut.
1. Menentukan sumber berita, yakni berupa peristiwa yang menarik dan
menyangkut kepentingan banyak orang.
2. Mendatangi sumber berita, yakni dengan mengamati langsung dan
mewawancarai orang-orang yang berhubungan dengan peristiwa itu.
3. Mencatat fakta-fakta dengan berkerangka pada pola ADIKSIMBA
4. Mengembangkan catatan itu menjadi sebuah teks berita yang utuh, yang
disajikan mulai dari bagian yang penting ke yang kurang penting.
TUGAS :
Carilah suatu berita dan buat kerangka pada rumus 5W+1H (ADIKSIMBA).
Nama:Namirah Azizia
BalasHapushttps://m.detik.com/inet/science/d-4833669/fakta-fakta-menarik-gerhana-matahari-cincin-26-desember?_ga=2.199864302.1325289664.1586945774-888144919.1539324680
----------------
1. Peristiwa apa yang terjadi? Fenomena gerhana matahari cincin
2. Dimana peristiwa itu terjadi? Peristiwa gerhana matahari cincin terjadi di Arab Saudi, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, India, Sri Lanka, Sumatera dan Kalimantan (Indonesia), Singapura, Filipina, hingga Guam.
3. Kapan peristiwa itu terjadi? Peristiwa ini terjadi pada tanggal 26 Desember 2019.
4. Siapa saja yang dapat melihat peristiwa tersebut?
Masyarakat di wilayah Arab Saudi, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, India, Sri Lanka, Sumatera dan Kalimantan (Indonesia), Singapura, Filipina, hingga Guam.
5. Mengapa peristiwa ini bisa terjadi? Penyebutan Gerhana Matahari Cincin karena bulan tidak menutupi matahari secara sempurna, hal ini yang membedakan dengan Gerhana Matahari Total.
Jarak Bulan dengan Bumi yang berada di titik terjauh (apogee) jadi alasannya.
6. Bagaimana kondisi di daerah-daerah yang dapat melihat peristiwa tersebut? Kondisi saat kejadian sangat ramai karena orang-orang berlomba-lomba ingin melihat gerhana matahari cincin karena peristiwa itu jarang terjadi.